LKS Materi Macam-macam Sunnah

LKS

Mata Pelajaran : Al Qur'an Hadits
Kelas                  : X
Materi                : Macam-macam Sunnah dan Fungsinya Terhadap Al qur'an

KI :
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai) santun, rensponsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan , dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

KD :
3.3. Mengidentifikasikan macam-macam sunnah (qauliyah, fi’liyah, taqririyah, dan hammiyah) dan fungsinya terhadap al-Qur’an.
4.3. Mempresentasikankan contoh macam-macam sunnah (qauliyah, fi’liyah, taqrrriyah, dan hammiyah)



Indikator
1. menjelaskan macam-macam sunnah dan fungsinya terhadap al-Qur’an.
2. mengidentifikasi macam-macam sunnah.
3. menunjukkan contoh macam-macam sunah.

Materi Pembelajaran

1. Sunnah Qauliyah
Sunnah Qauliyah adalah bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang berisi berbagai tuntunan dan petunjuk syara, peristiwa-peristiwa atau kisah-kisah, baik yang berkenaan dengan aspek akidah, syariah maupun akhlak.
Dengan kata lain Sunnah Qauliyah yaitu sunnah Nabi yang hanya berupa ucapannya saja baik dalam bentuk pernyataan, anjuran, perintah cegahan maupun larangan. Yang dimaksud dengan pernyataan Nabi di sini adalah sabda Nabi dalam merespon keadaan yang berlaku pada masa lalu, masa kininya dan masa depannya, kadang-kadang dalam bentuk dialog dengan para sahabat atau jawaban yang diajukan oleh sahabat atau bentuk-bentuk lain seperti Khutbah.
Dilihat dari tingkatannya sunnah qauliyah menempati urutan pertama yang berarti kualitasnya lebih tinggi dari kualitas sunnah fi’liyah maupun taqririyah. Contoh sunnah qauliyah:
a. Hadis tentang do’a Nabi Muhammad Saw. kepada orang yang mendengar, menghafal dan menyampaikan ilmu:
“Dari Zaid bin dabit ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadis dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu” (HR. Abu Dwwud)
b. Hadis tentang belajar dan mengajarkan al-Qur’an
“Dari Ufman ra, dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.”. (HR. Al-Bukhari)
c. Hadis tentang persatuan orang-orang beriman
“Dari Abu Musa dia berkata; Rasulullah Saw, bersabda: “Orang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, satu dengan yang
lainnya saling mengokohkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Sunnah Fi’liyah
Sunnah fi’liyah adalah segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw, Kualitas sunnah fi’liyah menduduki tingkat kedua setelah sunnah qauliyah. Sunnah fi’liyah juga dapat maknakan sunnah Nabi yang berupa perbuatan Nabi yang diberitakan oleh para sahabat mengenai soal-soal ibadah dan lain-lain seperti melaksanakan shalat manasik hajji dan lain-lain.

Untuk mengetahui hadis yang termasuk kategori ini, diantaranya terdapat
kata-kata kwna/yakynu (
K ). Contohnya:
a. Hadis tentang tata cara shalat di atas kendaraan:
“Dari Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Rasulullah Saw, shalat di atas tunggangannya menghadap ke mana arah tunggangannya menghadap. Jika Beliau
hendak melaksanakan shalat yang fariu, maka beliau turun lalu shalat

menghadap kiblat. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

b. Hadis tentang tata cara shalat
“Ambillah manasik (tata cara melaksanakan haji) kamu dariku.” (HR. Muslim)

3. Sunnah Taqririyah
Sunnah Taqririyah adalah sunnah yang berupa ketetapan Nabi Muhammad Saw, terhadap apa yang datang atau dilakukan para sahabatnya. Dengan kata lain sunnah taqririyah, yaitu sunnah Nabi yang berupa penetapan Nabi terhadap perbuatan para sahabat yang diketahui Nabi tidak menegornya atau melarangnya bahkan Nabi cenderung mendiamkannya. Beliau membiarkan atau mendiamkan suatu perbuatan yang dilakukan para sahabatnya tanpa memberikan penegasan apakah beliau membenarkan atau menyalahkannya.
Contohnya:
a. Hadis tentang daging iab (sejenis biawak)
Pada suatu hari Nabi Muhammad Saw, disuguhi makanan, di antaranya daging iab. Beliau tidak memakannya, sehingga Khalid ibn Walid bertanya, “Apakah daging itu haram ya Rasulullah?”. Beliau menjawab:“Tidak, akan tetapi daging itu tidak terdapat di negeri kaumku, karena itu aku tidak memakannya.” Khalid berkata, “Lalu aku pun menarik dan memakannya. Sementara Rasulullah Saw, melihat ke arahku.”. (Muttafaqun ‘alaih)
b. Hadis tentang Tayamum
Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra. ia berkata: “Pernah ada dua orang bepergian dalam sebuah perjalanan jauh dan waktu shalat telah tiba, sedang mereka tidak membawa air, lalu mereka berdua bertayamum dengan debu yang bersih dan melakukan shalat, kemudian keduanya mendapati air (dan waktu shalat masih ada), lalu salah seorang dari keduanya mengulangi shalatnya dengan air wudhu dan yang satunya tidak mengulangi. Mereka menemui Rasulullah Saw, dan menceritakan hal itu. Maka beliau berkata kepada orang yang tidak mengulangi shalatnya: ‘Kamu sesuai dengan sunnah dan shalatmu sudah cukup’. Dan beliau juga berkata kepada yang berwudhu dan mengulangi shalatnya: ‘Bagimu pahala dua kali’ (HR. ad-Darimi).

4. Sunnah Hammiyah
Sunnah Hammiyah ialah: suatu yang dikehendaki Nabi Saw, tetapi belum dikerjakan. Sebagian ulama hadis ada yang menambahkan perincian sunnah tersebut dengan sunnah hammiyah. Karena dalam diri Nabi Saw, terdapat sifat-sifat, keadaan-keadaan (ahwal) serta himmah (hasrat untuk melakukan sesuatu). Dalam riwayat disebutkan beberapa sifat yang dimiliki beliau seperti, “bahwa Nabi Saw, selalu bermuka cerah, berperangai halus dan lembut, tidak keras dan tidak pula kasar, tidak suka berteriak, tidak suka berbicara kotor, tidak suka mencela,..” Juga mengenai sifat jasmaniah beliau yang dilukiskan oleh sahabat Anas Ra. sebagai berikut:
Dari Rabi’ah bin Abu ‘Abdur Rahman berkata, aku mendengar Anas bin Malik ra. sedang menceritakan sifat-sifat Nabi Saw, katanya; “Beliau adalah seorang laki-laki dari suatu kaum yang tidak tinggi dan juga tidak pendek. Kulitnya terang tidak terlalu putih dan tidak pula terlalu kecoklatan. Rambut beliau tidak terlalu keriting dan tidak lurus.” (HR. Bukhari).
Termasuk juga dalam hal ini adalah silsilah dan nama-nama serta tahun kelahiran beliau. Adapun himmah (hasrat) beliau misalnya ketika beliau hendak menjalankan puasa pada tanggal 9 ‘Asyura, sebagaimana diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas ra:“Saya mendengar Abdullah bin Abbas ra. berkata saat Rasulullah Saw, berpuasa pada hari ‘Asyura’dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa; Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.” Maka Rasulullah Saw, bersabda:
“Pada tahun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram).” Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga Rasulullah Saw, wafat..” (HR Muslim)

Menurut Imam Sya¿’i dan rekan-rekannya hal ini termasuk sunnah hammiyah. Sementara menurut Asy Syaukani tidak demikian, karena hamm ini hanya kehendak hati yang tidak termasuk perintah syari’at untuk dilaksanakan atau ditinggalkan.
Dari sifat-sifat, keadaan-keadaan serta himmah tersebut yang paling bisa dijadikan sandaran hukum sebagai sunnah adalah hamm. Sehingga kemudian sebagian ulama ¿qh mengambilnya menjadi sunnah hammiyah.

Latihan Soal
Berilah tanda silang (x) pada huruf A, B, C, D, atau E di depan jawaban yang paling benar!

1. Pada umumnya para ulama mengklasifikasikan bentuk sunnah menjadi tiga, yaitu ….
A. qauliyah, fi’liyah dan taqririyah
B. muakkad, qauliyah dan gairu qauliyah
C. fi’liyah, hammiyah dan taqririyah
D. taqririyah, qauliyah dan gairu qauliyah
E. qauliyah, fi’liyah dan sam’iyah

2. Yang dimaksud dengan sunnah qauliyah adalah ….
A. komentar dan tanggapan yang diberikan Nabi Muhammad Saw.
B. pengawasan syariat Islam yang dilakukan Nabi Muhammad Saw.
C. petunjuk Nabi Muhammad Saw, yang berkaitan dengan syariat Islam
D. ucapan Nabi Muhammad Saw, yang berhubungan dengan syariat Islam
E. isyarat yang diberikan kepada Nabi Saw, berkaitan dengan syariat Islam

3. Nabi Muhammad Saw, mencontohkan tata cara shalat, haji dan puasa. Hal itu dikategorikan sebagai sunnah ….
A. qauliyah
B. fi’liyah
C. sifatiyah
D. khuluqiyah
E. taqririyah

4. Penggunaan kata-kata  كا ن/ يكو ن  atau ر ايت / ر اينا dalam hadis Nabi merupakan karakteristik sunnah ….
A. qauliyah
B. fi’liyah
C. sifatiyah
D. hammiyah
E. taqririyah

5. Dari bermacam-macam sunnah tersebut, yang menempati urutan pertama, yang kualitasnya paling tinggi adalah sunnah ….
A. hammiyah
B. sifatiyah
C. taqririyah
D. fi’liyah
E. qauliyah

6. Suatu perbuatan yang dikehendaki Nabi saw tetapi belum sempat dikerjakan disebut sunnah ….
A. qauliyah
B. fi’liyah
C. hammiyah
D. taqririyah
E. sifatiyah

7. Terjemahan dari hadis berikut adalah ….
صلوا كما ر ايتمونى اصلى . رواه البخا رى.
A. berdo’alah kalian sebagaimana melihat aku berdo’a
B. ambillah manasik dariku
C. shalatlah kalian seperti kalian melihat aku shalat
D. shalatlah kalian karena shalat tiang agama
E. shalatlah kalian sebelum kalian dishalati

8. Rawi hadis di atas (no. 7) adalah ….
A. Bukhari
B. Muslim
C. Bukhari dan Muslim
D. Tirmizi
E. Nasa’i

9. Perintah untuk melaksanakan puasa sunnah pada tanggal 9 Muharram merupakan isyarat dari sunnah ….
A. qauliyah
B. fi’liyah
C. taqririyah
D. hammiyah
E. sifatiyah

10. Sahabat Nabi Muhammad Saw, yang mewakili sahabat menanyakan memakan daging biawak (dab) adalah …
A. Khalid ibn Mughirah
B. Abdullah ibn mas’ud
C. Abdullah ibn Umar
D. Abdullah ibn Abbas
E. Khalid ibn Walid


Tugas
1. Ayo Telaah buku !
Rumuskan pengertian sunnah qouliyah, fi'liyah, taqririyah dan sunnah hamimiyah berdasarkan telaah buku teks yang ada !
Sunnah qouliyah adalah .......................................................................................
Sunnah fi'liyah adalah...........................................................................................
Sunnah taqririyah adalah..........................................................,.............................
Sunnah Hamimiyah adalah......................................................................................

2. Ayo Berlatih !
Bacalah ayat -ayat berikut kemudian terjemahkan dan jelaskan maksudnya !
عن عثمان ر ضى الله عنه عنى النبى صلى الله عليه وسلم قا ل : خير كم من تعلم القرا ن و علمه. رواه البخارى


.
 صلوا كما ر ايتمو نى اصلى. رواه البخا رى




3. Ayo berdiskusi !
Diskusikan dengan teman anda contoh dari masing-masing Sunnah !
No.
 Contoh Sunnah Taqririyah











No.
Contoh Sunnah Fi'liyyah











No.
Contoh Sunnah Taqririyah











No.
Contoh Sunnah Hamimiyaj










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Revolusi Paradigma Thomas Kuhn

Resensi Buku 99 Fenomena Menakjubkan dalam Al Qur'an